Nuansa Kolonial di Kota Tua
Jakarta — Kesan Kolonial langsung terasa ketika tiba di kota tua yaitu
stasiun Jakarta kota. Bagaimana tidak, stasiun ini memiliki desain khas kolonial
belanda. Atap stasiun yang memiliki ciri gaya eropa kontemporer ditambah jam
yang khas menambah nuansa kesan kolonial. Begitu keluar dari stasiun ini banyak
bajaj berjajar yang siap mengantarkan penumpang mengelilingi kota tua Jakarta.
Diluar
stasiun terlihat palang petunjuk arah menuju museum-museum yang ada di kawasan
kota tua. Diluar stasiun juga disediakan tunnel atau terowongan yang digunakan
para wisatawan untuk menyeberang jalan. Namun sayang, didalam terowongan ini
masih banyak para pedagang kaki lima yang berdiam diri menjajakan jualannya.
Kawasan
kota tua ini memiliki banyak museum-museum, diantaranya adalah museum Bank
Mandiri, museum Fatahilah, museum seni, dan masih banyak lagi. Museum-museum
ini memiliki jarak yang berdekatan satu sama lain. Museum-museum ini memiliki
sejarah masing-masing dan memiliki bangunan yang sangat bernuansa kolonial khas
eropa dulu.
Museum
bank mandiri contohnya, museum ini memiliki desain bangunan yang sangat
bernuansa kolonial, Meja-meja teller yang dilengkapi dengan jeruji besi makin
menambah nuansa ini. Museum bank mandiri ini dulu digunakan sebagai gedung
perusahaan dagang milik belanda kemudian diubah menjadi gedung perbankan.
Museum ini memiliki koleksi kuno dari alat-alat perbankan di tanah air.
Koleksinya diantaranya adalah mesin tik, uang-uang kuno, perangko kuno, dan
alat-alat perbankan lainnya. Museum ini dilengkapi dengan ilustrasi perbankan
pada jaman dahulu, hal ini menguatkan imajinasi kita terhadap kondisi perbankan
dimasa kolonial.
Selain
museum bank mandiri. Kawasan kota tua juga memiliki museum Fatahilah yang cukup
popular dikalangan wisatawan. Sama halnya dengan museum Bank Mandiri, museum
Fatahilah ini memiliki desain arsitektur khas jaman kolonial. Museum Fatahilah
ini dulunya digunakan pemerintah belanda sebagai balai kota. Obyek-obyek yang
dapat ditemui di Museum ini antara lain batu prasasti, lukisan-lukisan tokoh-tokoh
belanda dan nasional, furniture khas kolonial seperti meja, kursi dan ruang
pertemuan. Selain obyek-obyek tersebut, museum ini juga memiliki koleksi
ruangan seperti ruangan Fatahillah, ruang Sultan Agung, ruang Batavia, ruangan
penjara bawah tanah, ruangan penjara air dan juga Meriam-meriam khas kolonial
belanda.
Diluar
museum Fatahillah ini terdapat lapangan yang luas, lapangan ini awalnya
digunakan pemerintah belanda untuk mengeksekusi para tahanan. Komunitas-komunitas
onthel juga ikut menguatkan nuansa kolonial, selain itu terdapat patung orang
seperti patung tentara yang makin menambah nuansa kolonial khas pemerintah
belanda jaman dulu. Museum fatahilah yang ada di kawasan kota tua ini selalu ramai
dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.