Sabtu, 05 Desember 2015

Nuansa Kolonial di Kota Tua


Jakarta — Kesan Kolonial langsung terasa ketika tiba di kota tua yaitu stasiun Jakarta kota. Bagaimana tidak, stasiun ini memiliki desain khas kolonial belanda. Atap stasiun yang memiliki ciri gaya eropa kontemporer ditambah jam yang khas menambah nuansa kesan kolonial. Begitu keluar dari stasiun ini banyak bajaj berjajar yang siap mengantarkan penumpang mengelilingi kota tua Jakarta.

Diluar stasiun terlihat palang petunjuk arah menuju museum-museum yang ada di kawasan kota tua. Diluar stasiun juga disediakan tunnel atau terowongan yang digunakan para wisatawan untuk menyeberang jalan. Namun sayang, didalam terowongan ini masih banyak para pedagang kaki lima yang berdiam diri menjajakan jualannya.

Kawasan kota tua ini memiliki banyak museum-museum, diantaranya adalah museum Bank Mandiri, museum Fatahilah, museum seni, dan masih banyak lagi. Museum-museum ini memiliki jarak yang berdekatan satu sama lain. Museum-museum ini memiliki sejarah masing-masing dan memiliki bangunan yang sangat bernuansa kolonial khas eropa dulu.

Museum bank mandiri contohnya, museum ini memiliki desain bangunan yang sangat bernuansa kolonial, Meja-meja teller yang dilengkapi dengan jeruji besi makin menambah nuansa ini. Museum bank mandiri ini dulu digunakan sebagai gedung perusahaan dagang milik belanda kemudian diubah menjadi gedung perbankan. Museum ini memiliki koleksi kuno dari alat-alat perbankan di tanah air. Koleksinya diantaranya adalah mesin tik, uang-uang kuno, perangko kuno, dan alat-alat perbankan lainnya. Museum ini dilengkapi dengan ilustrasi perbankan pada jaman dahulu, hal ini menguatkan imajinasi kita terhadap kondisi perbankan dimasa kolonial.

Selain museum bank mandiri. Kawasan kota tua juga memiliki museum Fatahilah yang cukup popular dikalangan wisatawan. Sama halnya dengan museum Bank Mandiri, museum Fatahilah ini memiliki desain arsitektur khas jaman kolonial. Museum Fatahilah ini dulunya digunakan pemerintah belanda sebagai balai kota. Obyek-obyek yang dapat ditemui di Museum ini antara lain batu prasasti, lukisan-lukisan tokoh-tokoh belanda dan nasional, furniture khas kolonial seperti meja, kursi dan ruang pertemuan. Selain obyek-obyek tersebut, museum ini juga memiliki koleksi ruangan seperti ruangan Fatahillah, ruang Sultan Agung, ruang Batavia, ruangan penjara bawah tanah, ruangan penjara air dan juga Meriam-meriam khas kolonial belanda.

Diluar museum Fatahillah ini terdapat lapangan yang luas, lapangan ini awalnya digunakan pemerintah belanda untuk mengeksekusi para tahanan. Komunitas-komunitas onthel juga ikut menguatkan nuansa kolonial, selain itu terdapat patung orang seperti patung tentara yang makin menambah nuansa kolonial khas pemerintah belanda jaman dulu. Museum fatahilah yang ada di kawasan kota tua ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.














Kamis, 03 Desember 2015

Rihlah UKM Fajrul Islam Regional Karawaci
Universitas Gunadarma


Depok Nuansa islam dan kebersamaan semakin terasa ketika Fajrul Islam Karawaci mengadakan acara Rihlah yang berlangsung di Ragunan pada hari minggu (22/11/2015). Rihlah merupakan acara rutin tiap tahun yang diadakan oleh fajrul islam. Rihlah sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya perjalanan. Jadi rihlah dapat diartikan perjalanan yang berinteraksi dengan alam dan memiliki tujuan yang baik.
Rihlah memiliki tujuan untuk menguatkan rasa solidaritas, mengukuhkan ukhuwah, memperbaiki kembali kerenggangan ukhuwah, dan membangun kebersamaan. Sasaran dari rihlah ini adalah untuk mengenalkan kegiatan fajrul islam kepada mahasiswa dan mahasiswi yang baru bergabung di UKM Fajrul Islam. Rihlah ini wajib diadakan setahun sekali karena rihlah ini merupakan acara tahunan dari UKM Fajrul Islam. Rihlah ini juga memiliki manfaat kepada para mahasiswa/mahasiswi agar mengenal satu sama lain, selain itu sebagai sarana refreshing sebelum berlangsungnya UTS.
Acara rihlah ini diawali dengan pemberangkatan bersama menggunakan KRL dari stasiun Tangerang dengan tujuan stasiun Lenteng Agung. Setelah itu berangkat menuju Ragunan menggunakan angkot. Setibanya diragunan, panitia rihlah langsung menyediakan tempat duduk yang telah disediakan. Acara pertama pun dimulai yaitu pembukaan dan sambutan. Kemudian acara dilanjutkan dengan tilawah dan sari tilawah quran. Setelah itu acara dilanjutkan dengan tuker menukar kado, acara ini bertujuan untuk menguatkan ukhuwah dan juga sebagai kenang-kenangan. Lalu acara rihlah dilanjutkan dengan games. Permainan yang dimainkan adalah permainan sambung kata dan permainan silang menyilang tangan. Permainan ini bertujuan untuk melatih kekompakkan antar anggota Fajrul Islam. Setelah itu acara dilanjutkan dengan berjalan mengitari ragunan, acara ini bertujuan untuk mensyukuri nikmat dan ciptaan Allah SWT. Setelah puas mengitari ragunan, kemudian panitia menutup acara rihlah dan kembali ke Tangerang.
Acara rihlah ini sangat seru dan bermanfaat. Selain dapat menguatkan ukhuwah dan kebersamaan kita juga dapat menimba ilmu dan sharing dari senior, selain itu kita juga dapat mensyukuri ciptaan Allah SWT dan memperkokoh keimanan kita.
   























Subscribe to RSS Feed Hashfi on Facebook Follow me on Twitter!